Please leave a comment

Tuesday, March 27, 2012

PERANAN PENDIDIKAN TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA


PENDAHULUAN

Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia, yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang sangat cepat. Kenyataan ini sudah cukup untuk mendorong pakar pendidikan melakukan perbaikan sistem pendidikan nasional. “Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi dengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan tentang pendidikan yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana pengembangan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing” (Roesminingsih, 2006).
Pendidikan sangat berperan dalam pembangunan, baik itu dalam pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, sosial, dan bahkan masih lebih banyak lagi peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan Negara. Sumanto (2008: 134) menjelaskan bahwa “sumber daya manusia yang dilengkapi dengan ketrampilan serta kemampuan untuk berusaha sendiri merupakan modal utama bagi teciptanya pembangunan”. Oleh karena itu, pendidikan bisa dijadikan sebagai investasi untuk mendapatkan modal bagi pembangunan tersebut.
Secara kuantitatif, perkembangan pendidikan memang mulai diperhatikan. Hal ini terbukti dengan dinaikkannya alokasi APBN untuk pendidikan di tahun 2010 ini menjadi Rp225,2 triliun dari sebelumnya di tahun 2009 yaitu Rp209,5 triliun (Fenroll news, 2010). Namun, hal tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan yang sepadan dengan anggaran yang telah dikeluarkan. Hal ini terbukti dengan banyaknya angka pengangguran akademik di Indonesia yaitu sebesar 4,1 juta orang (kompas, 2010).
Makalah ini membahas tentang kondisi dunia pendidikan di Indonesia saat ini, dan apa peranannya dalam pembangunan di Indonesia khususnya di bidang perokonomian, serta upaya apa saja yang telah dilakukan pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia dalam era pembangunan seperti sekarang ini.

PEMBAHASAN

A.    Kondisi Pendidikan di Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan populasi SDM cukup besar di dunia namun sayangnya secara kualitas masih perlu dibenahi. Ini mungkin, selain karena populasi penduduk yang besar, dan wilayah yang luas serta tidak meratanya penyebaran penduduk, juga sistem pendidikan yang kita miliki belum tertata dengan baik. Institusi yang seharusnya mendidik para calon-calon pemimpin bangsa justru tidak mendapatkan perhatian yang memadai dari pemerintah dan masih terjadi ketimpangan-ketimpangan. Ribuan gedung sekolah dasar tidak layak huni dan bahkan roboh. Yang menyedihkan, di Ibukota Jakarta, kota yang menjadi pusat perekonomian nasional dan ditengah-tengah ratusan gedung pencakar langit masih banyak gedung sekolah yang tidak layak huni bahkan roboh. Dalam hal kualitas, Shiddiq (2009) menjelaskan:
Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai pengikut bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. 
Makna dari data-data di atas adalah, jelas ada masalah dalam sistem pendidikan Indonesia. Ditinjau secara perspektif ideologis (prinsip) dan perspektif teknis (praktis), berbagai masalah itu dapat dikategorikan dalam dua masalah yaitu :  Pertama, masalah mendasar, yaitu kekeliruan paradigma pendidikan yang mendasari keseluruhan penyelenggaran sistem pendidikan.  Kedua, masalah-masalah cabang, yaitu berbagai problem yang berkaitan aspek praktis/teknis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, seperti mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya sarana fisik, rendahnya kesejahteraaan guru, dan sebagainya.
Ketimpangan pengembangan SDM Indonesia juga dapat terlihat dengan tingkat kualitas pendidikan yang berbeda cukup besar antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan juga antara kota dengan desa yang mana pembangunan pendidikan dari yang paling dasar sampai dengan tingkat atas sangat terasa. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya fasilitas pendidikan maupun guru yang mengajar di desa yang mengakibatkan tingginya angka buta huruf dan kadar penggunaan bahasa Indonesia yang masih rendah di pedesaan maupun daerah pelosok. Dengan demikian maka akan sulit bagi bangsa Indonesia untuk bisa meningkatkan kualitas hidup dan SDM-nya jika kondisi ketimpangan ini tidak diperhatikan dan diperbaiki.
Disamping itu juga, efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. “Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebab rendahnya efektifitas pendidikan di Indonesia adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan” (Priraharjo, 2007). Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika tujuannya saja belum diketahui.
Kemudian masalah mahalnya biaya pendidikan. Banyak sekali generasi muda Indonesia yang tidak bersekolah karena keterbatasan biaya, bahkan diantara mereka ada yang berprestasi, namun tidak mampu melanjutkan prestasinya karena alasan tersebut.
Terlepas dari masalah-masalah di atas, sebenarnya Indonesia mempunyai SDM dengan potensi yang besar, tinggal bagaimana caranya untuk memaksimalkan potensi yang ada. Sudah banyak anak-anak bangsa yang berkarya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi baik di dalam maupun di luar negeri.   
B.     Peranan Pendidikan Dalam Pembangunan
Pendidikan merupakan suatu proses pemberdayaan untuk mengungkapkan potensi yang ada pada manusia sebagai individu, yang selanjutnya dapat memberikan sumbangan kepada masayarakat lokal, kepada masayarakat bangsanya, dan kemudian kepada masayarakat global. Dengan demikian, fungsi pendidikan bukan hanya menggali potensi-potensi yang ada di dalam diri manusia, tetapi juga bagaimana manusia ini dapat mengontrol potensi yang telah dikembangkannya itu agar dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia itu sendiri.
“Pengembangan sumber daya manusia untuk pembangunan menempatkan manusia sebagai pusat perhatian dalam proses pembangunan sebagai produsen dan konsumen” (Raharto, 1998). Artinya, dari sisi konsumen manusia ditempatkan sebagai pemanfaat akhir dari hasil pembangunan, dan dari sisi produsen sebagai faktor input yang penting dalam proses produksi.
Proses pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan atau bagian integral dari pengembangan SDM sebagai subjek sekaligus objek pembangu- nan. Dengan demikian, pendidikan harus mampu melahirkan SDM yang berkualitas dan bukan menjadi beban pembangunan dan masyarakat, yaitu SDM yang menjadi sumber kekuatan atau sumber penggerak (driving forces) bagi seluruh proses pembangunan dan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan mesti berhubungan secara timbal balik dengan pembangunan di berbagai bidang kehidupan (politik, ekonomi, sosial, budaya). Sehingga, pendidikan akan dapat dimaknai sebagai suatu bentuk investasi SDM untuk menciptakan iklim yang memungkinkan semua penduduk atau warga negara turut andil dalam pembangunan dan mengembangkan diri mereka agar menjadi warga negara yang produktif.
Tujuan pembangunan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan dan berdaya saing maju dan sejahtera dalam wadah negara kesatuan republik indonesia yang didukung oleh manusia yang sehat, mandiri dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Dari tujuan tersebut tercermin bahwa sebagai titik sentral pembangunan adalah pemberdayaan sumber daya manusia, baik sebagai sasaran pembangunan maupun sebagai pelaku pembangunan. Dengan demikian, pembangunan pendidikan merupakan salah satu aspek pendukung keberhasilan pembangunan nasional.
       Berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, maka peranan pendidikan dalam pembangunan dapat dirumuskan sebagai berikut:
            Dalam meningkatkan manusia sebagai makhluk individu yang berpotensi lahir dan batin, dilaksanakan dengan pemberian pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Pembentukan nilai adalah nilai-nilai budaya bangsa dan juga nilai-nilai keagamaan sesuai dengan agama masing-masing dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Proses transformasi tersebut berlangsung dalam jalur pendidikan baik itu formal, maupun non-formal.
            Dalam menghadapi perubahan masyarakat yang terus menerus dan berjalan secara cepat manusia dituntut untuk selalu belajar dan adaptasi dengan perkembangan masyarakat sesuai dengan zamannya. Dengan perkataan lain manusia akan menjadi ”pelajar seumur hidup”. Untuk itu lembaga pendidikan berperan untuk mepersiapkan peserta didiknya menjadi pelajar seumur hidup yang mampu belajar secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Moedjiono dalam buku Dasar-dasar Kependidikan (1986), mengemukakan bahwa aktivitas belajar dalam rangka menghadapi perubahan-perubahan yang cepat di dalam masyarakat menghendaki: (1) kemampuan untuk mendapatkan informasi, (2) keterampilan kognitif yang tinggi, (3) kemampuan menggunakan strategi dalam memecahkan masalah, (4) kemampuan menentukan tujuan yang ingin dicapai, (5) mengevaluasi hasil belajar sendiri, (6) adanya motivasi untuk belajar, dan (7) adanya pemahaman diri sendiri.
Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Artinya, setiap pengeluaran yang dipergunakan untuk pendidikan dianggap sebagai pengeluaran yang hasilnya bukan untuk dinikmati sekarang tetapi pada masa yang akan datang. Sebagai investasi, pembangunan pendidikan sudah selayaknya mendapatkan porsi anggaran yang signifikan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM penduduk Indonesia sesuai dengan potensi alam sekitar agar dapat menghasilkan produk dan jasa layanan yang sangat kompetitif pasar global.
Dengan demikian, jumlah penduduk yang besar dan tersebar ini dapat dipetakan dan kemudian dikembangkan melalui strategi dan kebijakan pendidikan yang memperhatikan aspek-aspek penting di luar pendidikan, baik ekonomi, politik, sosial, dan budaya bangsa Indonesia sehingga peringkat HDI Indonesia dapat terus meningkat ke arah yang lebih baik
Kita tidak bisa memungkirinya bahwa sumbangan pendidikan pada pembangunan sangatlah besar, meskipun hasilnya tidak bisa kita lihat dengan segera. Tapi ada jarak penantian yang cukup lama antara proses dimulainya usaha dengan hasil yang ingin dicapai.

C.    Upaya Pemerintah Dalam Memperbaiki Kualitas Pendidikan
            Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia membuat berbagai pihak terutama pemerintah berusaha keras untuk memperbaikinya dan memang itu sudah menjadi tanggung jawab pemerintah meskipun masalah pendidikan sebenarnya bukan sepenuhnya tanggung jawab pemerintah tetapi juga rakyat Indonesia sendiri.
Untuk mengatasi berbagai kekurangan dalam dunia pendidikan, pemerintah pun mengupayakan berbagai hal agar kualitas pendidikan di Indonesia bisa berkembang dan maju. Misalnya, dengan memberikan bantuan-bantuan dalam pos pendidikan untuk meringankan biaya sekolah. Dalam hal ini, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar 20% dari APBN untuk bidang pendidikan (Fenroll news, 2010), namun hasilnya belum sebanding dengan apa yang telah dikeluarkan, dan juga mengganti kurikulum pendidikan dengan maksud terciptanya proses transformasi ilmu yang lebih efektif, namun kenyataanya berbanding terbalik dengan apa yang dimaksudkan. Tak hanya itu saja, kualitas guru pun ditingkatkan dengan berbagai pelatihan untuk menambah kemampuan guru dalam menyampaikan mata pelajaran kepada para peserta didik.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, namun hasil yang diharapkan belum juga sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini sebenarnya bukan sepenuhnya kesalahan dari pemerintah, seluruh rakyat juga seharusnya merasa bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi dalam dunia pendidikan sehingga terwujudlah tujuan pendidikan yang sesuai dengan cita-cita bangsa.
PENUTUP

       Pendidikan  yang  merupakan suatu  proses  pemberdayaan untuk mengungkapkan potensi yang ada pada manusia sebagai individu, yang selanjutnya dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat lokal, kepada masyarakat bangsanya, dan kemudian kepada masyarakat global. Sayangnya pendidikan di negara kita yang masih perlu dibenahi karena populasi penduduk yang besar, wilayah yang luas dan tidak meratanya penyebaran penduduk ,serta sistem pendidikan yang kita miliki belum tertata dengan baik. Sehingga mutu pendidikan di Indonesia yang akan semakin parah apabila tidak segera di benahi.
       Dalam era pembangunan seperti sekarang, pendidikan jelaslah mempunyai peranan yang sangat penting. Disamping sebagai alat untuk memperoleh SDM yang berkualitas secara lahir yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan, pendidikan juga bisa melahirkan SDM yang berkualitas secara batin yaitu dalam hal pengamalan nilai-nilai dan norma-norma, sehingga kemajuan yang nantinya dicapai tidak meninggalkan nilai-nilai dan norma-norma yang ada di Indonesia meskipun pembangunan itu berkembang seiring berkembangnya arus globalisasi.
       Oleh karena itu, sebaiknya pendidikan di Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus dari negara agar pembangunan di Indonesia semakin meningkat dan akan terus bertambah pesat seiring dengan perkembangan arus globalisasi, namun tidak melenceng jauh dari nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Disamping itu, tingkat  perhatian dari masyarakat juga diperlukan guna mencapai kehidupan bangsa dan negara yang cerdas serta mertabat di hadapan negara-negara lain di dunia.








Daftar Rujukan
Fenroll News. 2010. Pemerintah Tambah Dana Pendidikan Dari APBN-P, (online), ( http://news.id.finroll.com/nasional/260658.html, diakses 22 Mei 2010).
Kompas. 18 februari, 2010. Angka Pengangguran Akademik Lebih dari Dua Juta, (online), ( http://edukasi.kompas.com/read/2010/02/18/16344910.html, diakses 22 Mei 2010).
Moedjiono. 1986. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Balai Pustaka.
Priraharjo, Kusumadewi. 2007. Masalah pendidikan di Indonesia, (online), (http://sayapbarat.wordpress.com20070829masalah-pendidikan-di indonesia.html,diakses 24 Mei 2010)
Raharto, Aswantini. 1999. Pendidikan, Sumber Daya Manusia, dan Pembangunan Berkelanjutan, (online), (http://www. puslitbang. go.id. /pdf.doc.html, diakses 26 Mei 2010).
Roesminingsih. 2006. Rencana Induk Pembangunan Pendidikan, (online), (http: //www.balitbangjatim.com/d_artikel.asp?id_artikel=27, diakses 22 Mei 2010).
Shiddiq, Muhammad. 2009. Pendidikan di Indonesia: Masalah dan Solusinya, (online), (http://www.khilafah1924.org, diakses 28 Mei 2010).
Sumanto, Agus. 2008. Dasar-dasar Ekonomi Pembangunan: Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Malang: NN Press.
Swastha, Sapta. 2010. Peranan Pendidikan Dalam Pembangunan Ekonomi, (online), (http://www.smantas.sch.id/artikel.php?artikel=45, diakses 23 Mei 2010).

0 comments

Post a Comment