Please leave a comment

Thursday, April 5, 2012

TEORI SIKLUS BISNIS RIIL


Menurut teori ini, fluktuasi ekonomi seharusnya dijelaskan sambil mempertahankan asumsi model klasik, yang mengasumsikan bahwa harga sepenuhnya fleksibel, bahkan dalam jangka pendek. Hampir seluruh analisis mikroekonomi didasarkan pada alasan bahwa harga disesuaikan dengan clear markets, dan para pendukung teori suklus bisnis riil menyatakan bahwa analisis makroekonomi harus didasarkan pada asumsi yang sama dengan teori mikroekonomi.
Teori siklus bisnis riil mengasumsikan fleksibilitas harga sepenuhnya, dalam teori ini variabel-variabel nominal, seperti jumlah uang beredar dan tingkat harga tidak mempengaruhi variabel riil seperti output dan kesempatan kerja. Teori ini menekankan perubahan-perubahan riil dalam perekonomian seperti perubahan teknologi.
Berbeda dengan teori siklus bisnis riil, teori keynesian baru mengemukakan bahwa harga dalam jangka pendek bersifat kaku, dan para penganut teori keynesian baru percaya bahwa kebijakan moneter dan fiskal harus digunakan untuk menstanilkan perekonomian. Kekakuan harga adalah bentuk ketidaksempurnaan pasar, dan itu membuka kemungkinan bahwa kebijakan pemerintah dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi seluruh masyarakat.
Sebaliknya, teori siklus bisnis riil menyatakan bahwa pengaruh pemerintah terhadap perekonomian terbatas, dan bahkan walaupun mampu menstabilkan perekonomian, pemerintah seharusnya tidak mencobanya. Menururut teori ini, turun-naiknya siklus bisnis adalah tanggapan perekonomian yang wajar dan efisien terhadap kemungkinan perubahan teknologi. Dalam model ini, “tangan ajaib” pasar menuntun perekonomian menuju alokasi sumber daya yang optimal.
Kedua teori tersebut saling bertentangan satu sama lain, sehingga memunculkan empat isu dasar yang menjadi pusat perdebatan:

1.      Interpretasi Pasar Tenaga Kerja
Teori siklus bisnis menekankan gagasan bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan selama waktu tertentu bergantung pada insentif yang diterima para pekerja. Ketika para pekerja dihargai dengan baik, mereka akan bekerja lebih lama; bila penghargaan atas hasil kerja kurang, mereka akan sengaja membuang-buang waktu. Terkadang, jika penghargaan cukup kecil, para pekerja akan enggan untuk bekerja samasekali, setidaknya untuk sementara waktu. Keinginan untuk merelokasi jam kerja disebut subtitusi tenaga kerja antar waktu.
Menurut teori siklus bisnis riil, seluruh pekerja menggunakan analisis biaya-manfaat ketika memutuskan apakah mereka akan bekerja atau menikmati waktu senggang. Teori siklus bisnis riil menggunakan subtitusi tenaga kerja antar waktu untuk menjelaskan mengapa kesempatan kerja dan output berfluktuasi. Guncangan terhadap perekonomian yang menyebabkan tingkat bunga naik atau upah secara temporer meningkat menyebabkan orang ingin bekerja, meningkatnya semangat kerja meningkatkan kesempatan kerja dan produksi. Sedangkan menurut teori keynesian baru, menyatakan bahwa upah tidak menyesuaikan diri untuk menyeimbangkan penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja. Para penganut teori keynesian baru beranggapan bahwa kesempatan kerja sangat tidak sensitif terhadap upah riil dan tingkat bunga riil.
2.      Pentingnya Guncangan Teknologi
Teori siklus bisnis riil mengasumsikan bahwa fluktuasi dalam hal tekhnologi menyebabkan fluktuasi dalam output dan kesempatan kerja. Ketika teknologi berkembang, maka perekonomian akan menghasilkan lebih banyak output dan upah riil akan naik. Dengan adanya subtitusi tenaga kerja antar waktu, maka teknologi juga akan menciptakan kesempatan kerja yang lebih banyak. Menurut teori ini, resesi yang menyebabkan output dan kesempatan kerja turun adalah karena kemunduran teknologi.
Namun menurut para pengkritiknya berpendapat bahwa secara bertahap akumulasi pengetahuan memang akan melambat, tetapi suatu kemunduran pengetahuan yang menyebabkan kemunduran teknologi adalah tidak masuk akal. Kemudian para pendukung teori siklus bisnis menanggapinya dengan memandang guncangan teknologi secara luas, bahwa ada banyak peristiwa alamiah yang memang tidak berhubungan dengan teknologi mempengaruhi perekonomian seperti halnya guncangan teknologi. Contohnya adalah faktor cuaca yang buruk yang dapat menekan perubahan teknologi.
3.      Netralitas Uang
Teori siklus bisnis riil mengasumsikan bahwa uang dalam suatu perekonomian jangka pendek adalah netral. Artinya, kebijakan moneter diasumsikan tidak mempengaruhi variabel-variabel seperti riil output dan kesempatan kerja. Para pengkritik teori ini berpandapat bahwa pada saat terjadi penurunan pertumbuhan uang dan inflasi selalu berkaitan dengan masa pengangguran tinggi, singkatnya para pengkritik berpendapat  bahwa kebijakan moneter sangat berpengaruh terhadap perekonomian riil.
4.      Fleksibilitas Upah dan Harga
Teori siklus bisnis riil mengansumsikan bahwa upah dan harga disesuaikan dengan cepat untuk “membersihkan pasar”. Para pendukung teori ini percaya bahwa ketidaksempurnaan pasar dari upah dan harga yang kaku tidak penting untuk memahami fluktuasi ekonomi. Mereka juga percaya bahwa asumsi harga fleksibel lebih unggul secara metodologis dibanding asumsi harga kaku, karena asumsi itu mengaitkan teori makroekonomi lebih dekat ke teori mikroekonomi.

0 comments

Post a Comment