Please leave a comment

Saturday, March 17, 2018

Kontradiksi : Kondisi Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Pendahuluan
            Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan setiap negara. Seringkali keberhasilan pembangunan ekonomi hanya diukur melalui pertumbuhan ekonomi. Padahal dalam realitanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mencerminkan kesejahteraan masyarakat yang tinggi pula. Hal ini menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki kondisi yang cukup kontradiktif dengan pemerataan kesejahteraan masyarakat, yang merupakan salah satu indikator dalam pembangunan manusia.   
            Pembangunan manusia mempunyai 4 indikator utama yaitu produktifitas (productivity), pemerataan (equity), kesinambungan (suntainability), dan pemberdayaan (empowerment) (Feriyanto, 2014). Sejatinya pembangunan ekonomi tidak semata-mata dinilai dari aspek moneter tetapi juga dari aspek kesejahteraan (wellbeing) secara luas, sehingga tujuan pembangunan tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi semata. Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu  yang menjadi komponen penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014). Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator terciptanya pembangunan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
            Solow mendefinisikan pertumbuhan ekonomi selalu bersumber dari satu atau lebih dari tiga faktor peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kerja yaitu melalui pertubuhan jumlah penduduk dan perbaikan pendidikan, penambahan modal dan teknologi. Sedangkan salah satu alat untuk mengukur indeks pembangunan kualitas dan kuantitas tenaga kerja adalah IPM (Todaro, 2006). IPM berperan penting dalam pembangunan perekonomian sebab pembangunan manusia yang baik dan berkualiatas akan menjadikan faktor-faktor produksi mampu di maksimalkan. Selain itu pembangunan manusia yang tinggi mengakibatkan jumlah penduduk akan  meningkat dan akan menaikkan tingkat konsumsi. Hal ini akan mempermudah untuk menggalakkan pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2006).
            Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata tidak selalu mampu mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan pendapatan. Di beberapa negara berkembang pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata diikuti oleh peningkatan ketimpangan. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil namun HDI Indonesia sangat rendah. Data yang ada menunjukkan, ketika pertumbuhan ekonomi meningkat di Indonesia, ternyata ketidakmerataan pendapatan yang diukur dengan indeks Gini juga meningkat, tetapi kemiskinan cenderung menurun. Dengan kata lain, semakin tinggi pertumbuhan, memang jumlah dan tingkat kemiskinan cenderung menurun, tetapi kesenjangan antara si kaya dan si miskin cenderung kian lebar saat pertumbuhan semakin meningkat di Indonesia selama periode 2000-2012.
            Sebuah program pembangunan di bawah PBB (UNDP) dalam laporan pembangunan manusia tahun 2016 tercatat data Indeks Pembangunan Manusia Indonesia pada 2015 berada di peringkat 113, turun dari posisi 110 di 2014. Dilansir dari detikfinance, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun belakangan berada di level 5%. Di tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 5,02% dan di tahun 2015 berada di level 4,79%.Dari gambaran tersebut, adanya ketidaksesuaian kondisi pertumbuhan ekonomi dengan kondisi pembangunan manusia di Indonesia.Oleh karena itu, dalam artikel ini dipilih judul “Kontradiksi :Kondisi Pembangunan manusia dan pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
Teori
            Perdebatan tentang indikator pembangunan ekonomi sudah lama terjadi. Indikator pembangunan yang telah digugat oleh kalangan ekonomi maupun non ekonomi yaitu pendapatan per kapita yang sebagai ketidak nyataan indikator tersebut, dan kemudian muncul beberapa indikator baru. Dimana indikator tersebut secara umum berfokus pada pembangunan manusia. Modal manusia atau yang sering disebut dengan human capital, merupakan istilah dalam ekonomi yang digunakan untuk menggambarkan tingkat pengetahuandan keterampilan yang diperoleh pekerja melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Meskipun pendidikan, pelatihan dan pengalaman bersifat abstrak, modal manusiamampu meningkatkan kemampuan produksi barang dan jasa pada suatu wilayah yangpada akhirnya akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan Ekonomi menunjukkan adanya kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan peningkatan produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dan diikuti oleh peningkatan kemakmuran masyarakat yang biasanya dilihat dari pendapatan domestik regional bruto. Menurut BPS (2010), Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu wilayah adalah Produk Domestic Regional Bruto (PDRB). Definisi PDRB adalah total nilai tambah barang Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik. Pertumbuhan ekonomi sering dijadikan acuan sebagai indikator keberhasilan ekonomi di suatu wilayah (Heru, 2015).
            Upaya yang telah dilakukan oleh United Nations Development Program (UNDP) dalam Human Development Reports  yang terbit berkala setiap tahun.  Dimulai tahun 1990, tema dari report ini adalah pembentukan dan penajaman ulang mengenai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index  (HDI). HDI mencoba melakukan pemeringkatan semua negara dari skala 0 (tingkat pembangunan manusia yang paling rendah) hingga 1 (tingkat pembangunan manusia yang tertinggi).
            Tujuan dari pembangunan manusia itu sendiri terdapat 3 komponen utama yaitu: masa hidup (longevity) yang diukur melalui usia harapan hidup, pengetahuan (knowledge) yang diukur melalui kemampuan baca tulis orang dewasa secara tertimbang, dan rata-rata tahun bersekolah, serta standar kehidupan (standar of living) yang diukur melalui pendapatan perkapita, disesuaikan dengan paritas daya beli). Berdasarkan informasi dari BPS, bahwa Indeks Pembangunan manusia ialah ukuran pencapaian pembangunan berbasis sejumlah indikator dasar kualitas hidup .Manfaat bagi IPM ialah data akurat karena disamping sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).
Tujuan pengukuran IPM sendiri secara singkat diantaranya:
1.      Membangun indikator yang mampu mengukur dimensi pondasi pembangunan manusia serta perluasan kebebasan memilih.
2.      Memanfaatkan sejumlah indikator untuk menjaga ukuran tersebut secara sederhana dan mudah.
3.      Membentuk satu indeks komposit dari pada melalui sejumlah  indeks dasar.
4.      Menciptakan suatu ukuran dari segi sosial dan ekonomi.
            IPM adalah indeks komposit yang dihitung menjadi rata-rata sederhana dari tiga indeks dari dimensi yang menjelaskan kemampuan dasar manusia dalam memperluas pilihan-pilihan. Rumus umum yang dipakai adalah sebagai berikut (UNDP, 2013). Tingkat pembangunan manusia yang tinggi  menentukan kemampuan penduduk untuk menyerap dam mengelola sumber pertumbuhan ekonomi, yang berhubungan  dengan teknologi ataupun instansi sebagai sarana vital untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Di negara berkembang, akibat adanya pertumbuhan penduduk ialah pembangunan rendah karena kondisi yang berlaku  berbeda dengan kondisi serta situasi pada negara berekonomi maju. Lebih dari itu, karena tiadanya perencanaan tenaga kerja, maka tidak ada yang dilakukan demi untuk menyesuaikan permintaan dan penawaran berbagai jenis keterampilan kritis. Akibatnya, “Hanya beberapa negara yang mampu menyerap lulusan universitas yang kurang terlatih secara lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi umum mereka”(Jhingan, 2008).
            Laporan Pembangunan Manusia oleh United National Development Program (UNDP) menyatakan bahwa pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal dua hal yang tidak sapat dipisahkan, keduanya memiliki hubungan satu sama lainnya. IPM berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Penduduk yang berkualitas baik dapat meningkat memaksimalkan dan berinovasi mengembangkan faktor-faktor produksi yang ada. Pembangunan manusia sangat perlu mendapat perhatian dimana banyak negara berkembang termasuk Indonesia yang berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi tidak dengan indeks pembangunan manusianya dyang didalamnya terdapat indikator kesejahteraan, pendidikan, angka harapan hidup. Kemudian banyak negara maju yang mempunyai pendapatan yang tinggi ternyata tidak berhasil dalam mengurangi masalah-masalah sosial bahkan ketimpangan sosial. Beberapa negara mempunyai pendapatn rendah mampu mencapai pada tingkat pembangunan manusia yang tinggi karena negara tersebut mampu melaksanakan semua sumber daya untuk me-ngembangkan kemampuan dasar manusia secara bijak-sana (UNDP, 1990).
            Anggoro (2015) dalam hasil penelitiannya menjelaskan pengaruh pertumbuhan ekonomi dan persentase penduduk miskin, pengeluaran pemerintah bidang pendidikan kesehatan, dan ketimpangan distribusi pendapatan berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia. Di sisi lain, banyaknya penduduk berkualitas tinggi akan mendorong kenaikan dan melakukan konsumsi yang pada akhirnya akan mempermudah penggalakan pertumbuhan ekonomi (Nurwijayanti, 2017). Akumulasi modal memliki peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini pengertian modal menyangkut modal ilmu pengetahuan (knowledge capital) dan modal insani (human capital).
            Pada tahun 2016, angka IPM Indonesia sebesar 70, 18. IPM Indonesia tumbuh 0,91 persen atau bertambah 0,63 poin dibandingkan IPM tahun 2016. Namun pertumbuhan tersebut sedikit lebih rendah dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 0,93 persen (BPS Pusat).Dalam kurun waktu 2011─2016, PDB per kapita atas dasar harga berlaku terus mengalami peningkatan, yaitu sebesar Rp32,4 juta (tahun 2011), sebesar Rp35,1 juta (tahun 2012), sebesar Rp38,4 juta (tahun 2013), sebesar Rp41,9 juta (tahun 2014), sebesar Rp45,1 juta (tahun 2015), dan sebesar Rp48,0 juta (tahun 2016) (BPS Pusat). Titik berat pembangunan nasional Indonesia sesungguhnya sudah menganut konsep komponen inikator pembangunan manusia, dimana konsep pembangunan manusia seutuhnya yang menghendaki peningkatan kualitas hidup masyarakat secara fisik,dan psikis.
Sintesis
            Salah satu indikator capaian negara dapat dikatakan berhasil salah satunya melalui pertumbuhan ekonomi serta pembangunan manusia. Pertumbuhan ekonomi ditandai proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui tingkat pembangunan manusia di suatu negara. Penilaian IPM menjadi acuan keberhasilan suatu negara dalam meningkatkan kualitas masyarakat yang ada dalam negara tersebut. Disamping itu, kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penunjang tumbuhnya ekonomi suatu negara.
            Sebuah negara dapat dikatakan berhasil ketika mampu membangun manusia yang berkualitas serta sejahtera dan mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian di negara tersebut. Pemerintah memiliki peran penting dalam melaksanakan pembangunan negara dan seharusnya mampu bersinergi dengan masyarakat. Berdasarkan teori, pertumbuhan ekonomi memiliki keterkaitan dengan IPM. Ketika pertumbuhan ekonomi meningkat, IPM pun ikut meningkat. Hal ini disebabkan tumbuh tidaknya ekonomi salah satunya dipicu oleh kualitas sumber daya manusia, ditandai dengan tingkat pembangunan manusia yang tinggi. Negara maju memiliki rata-rata pertumbuhan perekonomian yang tinggi serta dikut dengan tingkat pembangunan manusia yang tinggi pula. Hal ini disebabkan adanya strategi yang inergi Kondisi seperti ini seharusnya terjadi disetiap negara, sebab menurut teori tingkat pembangunan manusia merupakan salah satu indikator untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Namun, keadaan yang terjadi di negara berkembang termasuk negara Indonesia pertumbuhan ekonomi yang dicapai ternyata diiringi dengan munculnya permasalahan tingginya jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Dalam hal ini kemiskinan adalah salah satu hasil dari pembangunan manusia di sebuah negara.
            Di Indonesia kondisi pertumbuhan perekonomian kontradiksi dengan tingkat tingkat pembangunan manusia. Hal ini terjadi ketika pemerintah kurang perlakuan seimbang terhadap perekonomian serta pembangunan manusia. Padahal, pembangunan manusia salah satu pemicu pertumbuhan perekonomian di suatu negara. Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah saat ini mengalami hambatan dalam hal pelaksanaan keberhasilan pencapaian prestasi IPM adalah minimnya pengetahuan tentang pentingnya indeks pembangunan manusia, dan dipihak lain juga kurang adanya sosialisasi tentang hal tersebut, sehingga menyebabkan prestasi yang buruk, hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya komponen IPM yang belum terpenuhi.
Kesimpulan dan Saran
            Sejatinya pertumubuhan ekonomi harus selaras dengan pertumbuhan  pembangunan manusia pula. Hal ini juga telah diuraikan pada bagian teori. Sebab salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi dapat melalui kualitas sumber daya manusia yang memumpuni. Dalam hal ini, ada banyak hal yang perlu ditekankan salah satunya kesejahteraan masyarakat sehingga mampu menciptakan manusia yang berkualitas. Kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan tingkat kesehatan masyarakat, tingkat pendapatan serta mampu mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
            Pemerintah Indonesia perlu mengkaji ulang langkah – langkah strategis dalam meningkatkan pembangunan manusia. Disamping meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, tingkat pembangunan manusia tidak kalah penting untuk kemajuan sebuah negara. Sehingga pemerintah harus menyeimbangkan strategi meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan pembangunan Manusia atau masyarakat Indonesia khususnya.
Daftar Rujukan
Anggoro, Heru. 2015. Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan angkatan            kerja Terhadap tingkat pengangguran di kota surabaya, Jurnal Pendidikan dan             Ekonomi 3 (3), (Online), (http:// http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id), diakses 5    Desember 2017.
Feriyanto, Nur. 2014. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Indonesia.   Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Katalog Bps. 2017. Analisis Isu Terkini 2017. (online), (https://www.bps.go.id/publikasi/ view/4759), diakses 5 Desember 2017.
Maharani, Kurnia dan Sri Isnowati. 2014.  Kajian Investasi, Pengeluaran Pemerintah,           Tenaga Kerja dan Keterbukaan Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di      Provinsi Jawa Tengah,Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), (Online) (21) (1), (Online), (http://), diakses 5 Desember 2017.
M.L Jhingan, 2008.Ekonomi pembangunan dan perencanaan, Jakarta: PT RajaGrafindo        Perada
Nurwijayanti, Nita. 2017. Pengaruh Indikator Komposit Pembangunan Manusia        Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota  Provinsi DIY,Jurnal    Pendidikan dan Ekonomi 6(6), (Online), (Http:// journal.student.uny.ac.id),    diakses 5 Desember 2017.
Todaro P, Michel. 2006. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan, Jakarta : Erlangga

0 comments

Post a Comment